Hai, bertemu lagi kita.
Kali ini saya ingin mengajak kalian ke Lampung, Indonesia dari Jakarta.
dalam rangka libur idul fitri (Mudik Lebaran). Sengaja menggunakan pesawat agar lebih cepat karena jalur darat macet.
saya menggunakan pesawat Garuda karena harga setiap libur idul fitri semua pesawat sama mahalnya.
kemudian jika menggunakan Garuda mendapatkan terminal 3.
Jadi lumayan merasakan terminal bandara yang baru diresmikan 1 Mei 2017. Sehingga semua masih baru.
Beruntung sekali, kali ini penerbangan ke Lampung mendapatkan gate nomer 13.
Biasanya penerbangan ke Lampung mendapatkan gate nomer 20 ke atas
yang jaraknya sangat jauh ke ujung terminal tiga.
Saya sengaja mengambil penerbangan pukul 07:00
karena nanti janjian bertemu dengan kakak saya di Lampung pukul 08:00
nanti akan pulang bersama menuju rumah orang tua kita yang berada di salah satu tempat di Lampung.
kemana? Nanti kalian akan tahu.
Tapi, sayang sekali. Kali ini tidak mendapatkan garbarata.
(Pengumuman di Pesawat)
Sampai di Bandara Radin Intan II Lampung, menuju rumah orang tua saya sekitar 1.5 jam. Kemana?
Sebenarnya saya saat itu ingin juga naik travel jakarta lampung, tapi kakak dan keluarga saya menghendaki naik pesawat saja.
Ke Pesawaran, namun dari sini masih harus melewati Gedung Tataan.
Gedung Tataan ini dulunya adalah
posko transmigrasi pertama di Indonesia. Jaman kolonial Belanda sekitar 1900. Hasil dari politik Etis atau politik Balas Budi
Saya sendiri adalah generasi ke 3 dari orang-orang yang melakukan transmigrasi pertama era kolonial Belanda
Sesudah dari Gedung Tataan, kemudian melewati kecamatan Kedondong.
Di Kedondong masih ada banyak rumah-rumah ada suku Lampung. Untuk suku Lampungnya adalah Lampung Pesisir.
Ini adalah pasar Kedondong. Dari sini ke rumah saya masih 12 km lagi.
Sekarang kondisi jalan sudah sangat baik. Sekitar setahun yang lalu masih penuh dengan lubang-lubang jalanan.
Dulu jika orang hamil melewati jalan ini, kemungkinan kehamilan bisa menjadi gugur.
Badan sakit semua jika melintasi jalan di sini,
ohya tips dari saya, saya sarankan untuk naik travel lampung untuk menjelajahi daerah ini, karena biasanya mereka sudah pengalaman dengan jalan di sana.
Ini lah rumah dimana saya tinggal
Saat ini yang tinggal di rumah ini adalah kakak saya yang nomer tiga bersama istri dan anaknya, serta Bapak saya. Untuk Ibu saya, sudah meninggal 2 tahun yang lalu.
Nama desanya adalah desa Gunung Rejo
Desa ini di tahun 2017, baru saja memenangkan lomba desa tingkat nasional.
Posisinya dekat dengan pantai Sari Ringgung,
pantai Dewi Mandapa, juga dekat dengan penyebrangan ke Pulau Pahawang
dengan wisata Kiluan juga dekat, hanya jalan menuju Kiluan rusak parah,
Hasil pertanian di desa ini mayoritas adalah kakau.
Tapi, lihat saja tidak berbunga sama sekali
Tahun ini kemungkinan terjadi gagal panen
Jika buah terbentuk, biasanya tidak ada bijinya. Yang disebut masyarakat dengan “Brekelen”
“Brekelen” ini adalah sejenis virus yang membuat …
biji kakau menjadi lengket tanpa isi
Sepengetahuan saya, pihak-pihak terkait seperti dinas Pertanian tidak pernah memperhatikan masalah ini. Padahal masalah biji kakau “brekelen” adalah masalah yang genting
dimana kakau Lampung adalah …
salah satu komiditi eksport hasil pertanian. Dengan kondisi kakau yang “brekelen” terus-terusan seperti ini
Entahlah bagaimana nasibnya nanti. Orang tua saya juga mulai menyerah.
Mulai lebih fokus ke hasil pertanian karet saja.
Karet sendiri entah akan cocok atau tidak
Di jaman penjajahan Belanda, tanah di sini dulunya adalah perkebunan karet …
yang luas.
Kalau kata Bapak saya, di tahun 1975 …
dulu awal datang ke desa ini. Siapa yang mau menebang pohon karet sisa perkebunan kolonial Belanda.
Bisa memiliki tanah yang luas.
Hanya dulu masih takut karena belum diberikan sertifikat tanah.
Orang-orang jadi berfikiran nanti di rebut negara,
nanti bermasalah
Kalau sekarang sudah mendapatkan sertifikat tanah. Jadi sudah aman
Karena dulunya desa peninggalan kolonial Belanda. Nama aslinya adalah “ANGLO”
berasal dari kata Anglo yang berarti tungku dengan fungsi seperti kompor yang terbuat dari terakota
Saat ini menjelang Idul Fitri, di sini terdapat tradisi “pasar prepekan”.
“Pasar prepekan” berarti pasar sebelum libur idul fitri tiba. Ibu-ibu harus membuat stok barang sampai pasar berikutnya dibuka dan masih lama.
Saya dan Kakak saya datang terlambat sehingga pasar sudah menjadi sepi, sekaligus barang-barang banyak yang habis.
Padahal harga-harga melambung tinggi misal harga cabai 1/4 kg
menjadi IDR 24.000
Wow, mahal sekali.
Untuk pasar prepekan kita ke pasar Umbul Kluwih. Jaraknya dari rumah sekitar 5 km
Di dekat rumah ada juga pasar, tapi lebih kecil dari pasar Umbul Kluwih. Sehingga barang-barang yang dijual lebih sedikit
Misal seperti pilihan ikan laut tidak akan sebanyak di pasar Umbul Kluwih ini.
Di sini pilihan seperti ikan lebih beragam
masih segar-segar juga, karena lebih dekat dengan laut.
Kesadaran pariwisata di daerah saya ini sedang meningkat pesat. Karena mendatangkan keuntungan.
Pemicunya wisata air terjun Gunung Rejo yang bisa mendatangkan wisatawan mencapai 7.000 orang dalam satu hari
Di mana-mana dibuat cantik. Ini desa Mulya Sari, tetangga desa.
Dulu desa Mulya Sari ini memiliki pabrik karet peninggalan penjajah Belanda.
Bangunan-bangunannya sangat cantik khas Eropa.
Tapi sekitar tahun 1998 bangunan di hancurkan dan diambil besi-besinya untuk dijual.
padahal jika masih terjaga akan menjadi wisata kota tua yang menarik.
pasti mengundang penasaran.
tidak perlu repot membuat bangunan seperti ini.
Namun sudah terlanjur di hancurkan, ya sudahlah.
waktunya memasak untuk makanan di Hari Raya idul fitri. Biasanya yang dimasak adalah Rendang.
Hari Raya idul fitri akhirnya tiba. Ini adalah masjid raya desa Gunung Rejo, bersebelahan dengan balai desa.
Inilah kakak-kakak saya,
kita berjalan bersama menuju masjid untuk sholat Idul Fitri.
(Takbir Hari Raya Idul Fitri)
Hari Raya Idul Fitri, saya tidak bisa ke mana-mana karena Open House.
Karena Bapak saya adalah guru
sudah mengajar di desa ini dari tahun 1975 sampai pensiun.
Makanya bisa dibilang salah satu orang yang dituakan.
Di hari ke tiga Idul Fitri sudah sepi tamu-tamu yang datang.
Kakak saya mengajak pergi jalan-jalan
Kita menuju air terjun selain air terjun Anglo
Kalau air terjun Anglo hanya 1 Km dari rumah.
Saat ini sedang ramai sekali, karena bisa dibilang top destinasi wisata di daerah saya saat ini.
Wisata air terjun yang kita kunjungi pertama adalah air terjun Tundo Telu
Tundo berarti tingkat dan Telu berarti tiga. Jadi Air terjunTingkat Tiga.
Yang membuat kaget adalah tidak ada yang menjaga jadi tanpa tiket
Lihat …
tidak ada pengunjungnya!
Selain saya dan kakak saya, pengunjungnya hanya 4 anak remaja.
Padahal fasilitas wisata terbilang lumayan. Memiliki gajebo
Ada juga tangga untuk menuju tingkat teratas air terjun
Tidak tahu mengapa
tidak ada yang datang
Mungkin karena …
Harus jalan kaki dulu untuk mencapai air terjun.
Tidak seperti air terjun Anglo yang turun mobil langsung bertemu air terjun.
mungkin …
Padahal secara pemandangan air terjun Tundo Telu ini tidak kalah cantik.
eksotis karena air terjunnya tingkat tiga
Lokasi air terjun ini berada di desa Poncorejo
tetangga desa. Dari air terjun Anglo sekitar 3 km
Berikutnya kita ke air terjun ke dua
Air terjun kembar Rindu Alam, Caringin
Lokasinya tidak jauh dari air terjun Tundo Telu.
Jaraknya sekitar 1-3 km dari air Terjun Tundo Telu
Lihat, lumayan tinggi kan air terjunnya.
Uniknya kembar seperti ini
Di sini hanya perlu membayar tiket parkir
Untuk motor IDR 10.000. Untuk mobil IDR 15.000
Tiket masuk tidak menghitung per orang.
Enaknya lebih ramai dibandingkan air terjun Tundo Telu tadi.
Hanya saja masih sepi, mungkin karena kurang di fasilitasi seperti air terjun Anglo sehingga kurang terkenal ya?
Yang pasti …
Jika kalian mau atau ke pulau Pahawang melewati pelabuhan Ketapang
jaraknya dari pelabuhan Ketapang sekitar 8 km
mungkin kurang dari 8 km?
Sekitar 30 menit sampai 1 jam sudah sampai di sini jika dari pelabuhan Ketapang.
Jika sampai pelabuhan Ketapang atau akan ke pulau Pahawang
Sekalian saja kalian ke air terjun ini. Sayang untuk dilewatkan karena air terjunnya cantik
Sudah begitu tiket masuknya juga murah
Akhirnya liburan idul fitri selesai
saya haru kembali ke Jakarta untuk bekerja
kembali ke …
bandara Radin Intan II
Kali ini saya tidak mau turun di bandara Soekarno-Hatta Cengkareng. Saya mau mencoba jalur lain.
yaitu turun di bandara Halim Perdanakusuma. Karena lebih dekat dengan tempat tinggal sekarang di Tebet, Jakarta Selatan.
Meski, haduh … kenapa harus berakhir liburan ini?
Kenapa saya tidak di Lampung saja?
Oke, Jakarta …
Sumber cerita : teman-teman sekolah.